Pemerintah mealalui rapatparipurna dengan DPR memutuskan
menaikan harga BBM dengan berbagai macampro-kontra. Keputusan pemerintah
untuk menaikkan harga BBM didasari olehtingginya harga minyak dunia
yang terus berlangung sejak terjadinya konflik di timurtengah. Beberapa
pihak menduga keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi
disebabkankarena ketidakberpihakan pemerintah kepada kepentingan rakyat.
Namun sebagiankalangan mengatakan bahwa mengurangi subsidi BBM
merupakan keputusan yang tepatuntuk mengurangi deficit APBN dan deficit
primer pada neraca perdangangan.
Keputusan untuk menaikkan
hargaBBM dengan mengurasi subsidi merupakan langkah tepat untuk saat
ini. Aadabeberapa alas piker yang melandasi keputusan pemeritnah
tersebut. Pertama dari 142.92trilliun yang diperkirakan akan mencapai
200 trilliun pada tahun 2013 APBNdikucurkan untuk subsidi justru yang
menikmati dari rendahnya harga BBM premium(subsidi) adalah masayrkaat
menengah keatas. Kelas masyarakat ini merupakanpengguna kendaraan roda
dua dan roda empat yang mengkonsumsi lebih banyak BBMbersubsidi.
Kelompok Rumah tangga yang lebih mampu justru mengkonsumsi premium
denganvolume lebih besar.
Dari data diatas menunjukkan bahwa 30%
masayrakatkelas bawah hanya mengkonsumsi 6.5% BBM bersubsidi. Mereka
itulah masyarkatyang bekerja sebagai petani, nelayan, tukang ojek,
penjual bakso dll. Pada kelasmasyarkat menengah dengan besaran 40%
menikmati BBM bersubsidi sebanyak 30.9%sedangkan 30% kelas masyarkat
teratas (kaya) menikmati lebih dari 50%. Merekaitulah yang bekerja
sebagai direktur bank, pegawai negeri sipil, anggota dewandan berbagai
pekerjaan dengan pendapatan yang lumayan dan seharusnya tidaklayak
mengkonsumsi BBM premium.
Beberapa langkah pemerintah
untukmelakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bagi para pejabat dan
masyarakat kayatidak mampu membuat mereka mengalihkan konsumsi bahan
bakar ke pertamaxsehingga langkah yang tepat untuk mengurangi subsidi
BBM secara bertahap.Justru konsumsi BBM subsidi semakin membengkak yang
membuat pemerintah harusmengajukan tmbahan anggaran untuk menutupi
konsumsi subsidi BBM. Terakhirpemerintah mengajukan anggaran 16 T untuk
menutupi besarnya konsumsi BBMbersubsidi.
Kedua subsdi BBM yang
terusmengalami pembengkakan akibat tingginya harga beli minyak dunia.
Harga minyakdunia yang terus meningkat akibat masalah geopolitik di
timur tengah membuat Negara-negaratersebut mengurangi produksi
mereka.Subsidi BBM yang pada tahun 2012 mencapai209 trilliun membuat
ruang fiscal menjadi semakin sempit. Banyak agendapembangunan yang lebih
berorientasi kepada rakyat justru harus tertunda karenaAPBN mengalami
deficit akibat membengkaknya subsidi BBM yang tidak tepatsasaran.
Subsidi BBM yang membengkak dapat dialihkan kepada kelas masyarkatyang
memang harus menerima, misalnya bantuan langsung masyrakat, subsidi
siswamiskin. Selain itu pemerintah juga harus memikirkan tentang
kemungkinan untukmemidahkan konsumsi bahan bakar minyak ke bahan bakar
gas (BBG). Cadangan gas Indonesia diperkikarakn masihcukup untuk
dimanfaatkan dalam jangka waktu puluhan tahun kedepan.
Ketiga
akibat harga minyak dunia yang tinggi dan besarnya konsumsi BBM yang
meningkat tajam near perdanganganmigas Indonesia mengalami deficit.
Badan Pusat Statistik mencatat neracaperdagangan Januari-April mengalami
defisit US$1,85 miliar akibat impor hasilminyak yang terlalu tinggi.
Jika dibiarkan berlanjut maka dampak sistemik dalamperekonomian
Indonesia akan terjadi.
Oleh: Syahril ( Peneliti Philosophia Institute)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !